KBRN, Dompu : 70 hektar lahan pertanian komoditi jagung di kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, terserang hama tikus sejak dua bulan terakhir. Tikus-tikus itu, menyerang dari mulai batang hingga buah jagung.
Sekretaris Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (Perhiptani) Kabupaten Dompu, Johansyah mengatakan, persiapan lahan sebelum dilakukan suatu penanaman suatu komoditi pertanian, sangat penting dilakukan. Mengabaikan tumpukan sisa panen seperti jerami di sawah dan rumput-rumput kering, menjadi penyebab utama perkembangbiakan tikus.
Ada beberapa cara agar tanaman petani itu tidak terserang hama, termasuk hama tikus. Yang pertama adalah, pemilihan benih yang unggul, penanaman serentak, pemilihan benih yang tahan hama penyakit dan sanitasi lahan yang baik. Namun khusus serangan tikus, petani hanya konsentrasi pada sanitasi lingkungan yang baik dan benar. Sebab, hama tikus ini tidak pandang bulu menyerang tanaman, meski varoitas yang ditanam unggul sekalipun.
“Khusus untuk hama tikus, ini biasanya sanitasi lingkungan yang tidak bagus saat persiapan tanam, menjadi penyebab serangan hama tikus. Tapi yang terpenting, bagaimana petani bisa menanam serentak,” katanya, Jum’at (22/1/2021).
Kebiasaan petani di kabupaten Dompu dan mungkin di daerah lain, untuk penanaman jagung beranggapan persiapan lahan tidak perlu bersih. Meski demikian, jagung yang ditanam, dipastikan akan tumbuh dengan baik. Serangan hama tikus yang terjadi ini, akibat ketersediaan makan yang mencukupi bagi tikus-tikus ini, sehingga mampu berkembang biak.
Tapi, lanjut Johansyah, tumpukan jerami, sisa-sia semak belukar yang ditumpuk di lahan pertanian, bisa menjadi sarang tikus itu untuk berkembang biak. Hanya cukup disemprot dengan pembasmi rumput dan gulma, dianggap sudah memenuhi standar. Padahal, sisa tumpukan jerami, jika habis menanam padi dan sisa – sisa tumpukan gulma yang tidak bersih, juga akan berakibat fatal. Khusus untuk serangan hama babi pada komoditi jagung, pemagaran dan pengawasan intensif, dapat meminimalisir serangan.
Bagaimana jika terserang, Johansyah menyarankan untuk membasmi dengan menggunakan pestisida dan racun tikus yang banyak dijual di toko pertanian.
“Tapi kadarnya harus diperhitungkan dengan baik agar tidak berdampak pada manusia dan binatang lainnya,” tambahnya.
Sebelumnya, dua desa di Kecamatan Woja yakni Desa Serakapi dan Saneo, sebanyak 70 hektar lahan jagunhnya diserang hama tikus. Serangan itu, sejak komoditi jagung mulai tumbuh dan bertahan hingga jagung berbuah. Tidak hanya di kecamatan Woja, informasi yang didapat, di Kecamatan Kilo dan Manggelewa, tikus juga menyerang komoditi unggulan Kabupaten Dompu ini.
Pemerintah Kabupaten Dompu, tidak bisa berbuat banyak dalam mengatasi persoalan petani ini, akibat minimnya anggaran. Dinas Pertanian berdalih, refokusing anggaran untuk penanganan Covid-19, menjadi penyebab. Yang dilakukan adalah mengharapkan kerjasama petani untuk berusaha maksimal sendiri dan hanya mendapat bantuan stimulan saja untuk mengatasi peroslan tersebut.
Sumber : https://rri.co.id/mataram/daerah/965142/sanitasi-lahan-yang-buruk-picu-serangan-hama?utm_source=news_populer_widget&utm_medium=internal_link&utm_campaign=General%20Campaign