Dampak dari buruknya sanitasi masih tabu di tengah masyarakat, padahal menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi terhadap anak.
Hal itu diungkapkan Kooordinator Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Stichting Nederlands Vrijwilligers (SNV) Bambang Pujiatmoko saat Workshop Orientasi Media di Hotel Pangeran Beach Padang, Rabu (15/8/2018).
Menurut Bambang, dari data Badan Pusat Statistik (BPS), setidaknya 136 ribu anak meninggal dalam setahun di Indonesia disebabkan oleh sanitasi yang buruk dan 42 persen dari angka tersebut disebabkan diare.
” Salah satu penyebab diare itu akibat sanitasi buruk atau BAB sembarangan,” ujar Bambang.
Dia menjelaskan, kondisi tersebut tidak banyak diketahui masyarakat. Penyebabnya, karena tidak peduli dengan fakta tersebut dan juga kurangnya pemberitaan dari media soal sanitasi ini.
Tak hanya diare, imbuh Bambang, sanitasi buruk juga menjadi pemicu kasus stunting terhadap anak. Kasus stunting atau gagal tumbuh salah satu penyebabnya ialah karena kualitas air dab sanitasi buruk.
“Sanitasi buruk di sekitar tempat tinggal kita akan mempengaruhi kualitas air, itu jelas tidak baik untuk kesehatan,” tegasnya.
Bambang mengimbau agar masyarakat peduli terhadap lingkungan dengan menjaga sanitasi kawasan tempat tinggal masing-masing.
“Tentu yang akan menjaga lingkungan itu orang yang tinggal di daerah itu, kita harus mengubah paradigma pentingnya peduli terhadap lingkungan,” ujarnya.