Pemerintah Kabupaten Kebumen terus meningkatkan kolaborasi dalam penanganan stunting dengan berbagai pihak. Apa yang telah dilakukan pun menuai hasil positif. Kasus stunting di Kebumen kian menurun.
Bupati Kebumen Arif Sugiyanto mengatakan, kolaborasi ini menjadi penting, mengingat penanganan stunting tidak bisa dilakukan sendirian. Pemerintah daerah membutuhkan partisipasi dari masyarakat dan instansi lain untuk mengatasi persoalan tersebut.
“Karena itu di forum ini, kita mencoba untuk mendiskusikan kembali upaya-upaya apa yang akan kita lakukan dalam mengatasi persoalan stunting, agar angka kasusnya terus menurun, dan alhamdulillah upaya kita selama ini cukup berhasil,” ujar Bupati dalam Kick Off Program Stunting di Kabupaten Kebumen, di Trio Azana Style Kebumen, Rabu (8/11).
Bupati menyebut angka stunting per Agustus 2023 berdasarkan pengukuran Elektronik-Pencacatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat sebesar 11,9% mas, turun dari tahun 2022 sebesar 12,6%.
“Atas pencapain tersebut alhamdulillah Pemkab Kebumen menerima bantuan atau dana insentif fiskal tahun ini dalam kategori peningkatan kesejahteraan masyarakat dari Kementerian Keuangan sebesar Rp 5,8 Miliar,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan dr Iwan Danardono mengatakan, banyak upaya yang dilakukan pemerintah daerah dalam penanganan stunting, baik melalui pemberian makanan tambahan, dan juga bantuan-bantuan lain yang bersifat mendukung.
Bapak Asuh Stunting merupakan gerakan gotong-royong dalam percepatan penurunan stunting, berupa pemberian makanan selama 90 hari, dengan pemantauan dan evaluasi setiap dua minggu.
Program ini melibatkan 19 donatur. Diantaranya dari Baznas, BUMN, BUMD, Asosiasi Profesi, TNI, Swasta dan perseorangan. Proses penyaluran bekerjasama dengan Tim Penggerak PKK Kabupaten Kebumen dan dialokasikan untuk 97 anak stunting yang merupakan hasil Audit Kasus Stunting Tahap I.
“Penanganan stunting saat ini bukan hanya menjadi kewajiban Pemerintah Daerah, pemerintah desa saat ini juga wajib menganggarkan dana desa untuk penanganan stunting,” ucapnya.
Dalam kick off program stunting tersebut, pemerintah daerah juga memberikan apresiasi atau penghargaan kepada lima kecamatan dengan penurunan angka stunting tertinggi, dan penghargaan kepada lima desa dengan angka stunting terendah.
Lima kecamatan tersebut yakni: Puring, Sempor, Sruweng, Pejagoan dan Kutowinangun. Disamping itu ada juga lima desa yang kinerja penurunan stunting juga yakni:
- Desa Jatiluhur, Kec. Rowokele
- Desa Klepusanggar, Kec. Sruweng
- Desa Maduretno, Kec. Buluspesantren
- Desa Singoyudan, Kec. Mirit
- Desa Caruban, Kec. Adimulyo
Khsusus untuk desa Rangkah kecamatan Buayan menjadi desa dengan angka stunting nol persen artinya tidak terjadi kasus stunting.
Sumber : https://bratapos.com/terus-digenjot-penanganan-stunting-di-kebumen-tuai-hasil-positif/