Dukung program Sustainable Develpment Goals (SDGs) dalam mewujudkan perumahan inklusi dengan pelayanan dasar yang memadai, dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) gagas proyek kolaborasi penyediaan akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitas yang layak untuk masyarakat Desa Surowiti, Kecamatan Panceng, Gresik.
Dalam webinar Guest Lecturer on SDGs Spring Session 2021 bertajuk Participatory Community-Centered Approach to Providing Clean Water, Safe Sanitation and Hygiene Solution for Rural Communities, Karina Pradinie Tucunan M Eng selaku narasumber, memaparkan bahwa proyek ini ditujukan guna mewujudkan prasarana dasar dan fasilitas perumahan lingkungan yang berkelanjutan di Desa Surowiti. “Proyek ini sejalan dengan program SDGs yaitu menjadikan kota dan pemukiman inklusi, aman, tangguh, dan berkelanjutan,” tutur Karina.
Adapun hal yang diprioritaskan dalam proyek ini adalah ketersediaan air bersih dan sanitasi yang layak. “Ketersediaan air bersih di Desa Surowiti masih belum merata dan fasilitas sanitasi di desa ini masih jauh dari kata layak,” tutur dosen Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) ITS itu.
Permasalahan krisis air bersih di Desa Surowiti ini dikarenakan kualitas air tanahnya berisiko mengandung bakteri E. Coli, kalsium, dan garam yang dapat berimplikasi negatif terhadap kesehatan masyarakat setempat. Sedangkan untuk permasalahan sanitasi di Desa Surowiti meliputi keterbatasan air selama musim kemarau yang berpotensi menurunkan kualitas kebersihan rumah atau sanitasi, tangki septik yang tidak memadai, dan limbah yang tidak tertampung dengan baik. “Terdapat pula kebiasaan masyarakat setempat yang suka buang air besar sembarangan,” ungkapnya.
Dalam proyek ini, Karina menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran tentang dampak buang air besar sembarangan bagi seluruh masyarakat dan lingkungan sekitar. “Kami juga mengedukasi masyarakat Desa Surowiti agar selalu menjaga kebersihan penampung air dengan membersihkannya secara berkala,” tutur perempuan berkerudung itu.
Dalam proses pengerjaannya, Karina bekerjasama dengan beberapa pihak seperti Rotary Australia-Indonesia, Engineers Without Borders Australia, Pemerintah Kabupaten Gresik, dan tentunya ITS. Bersama timnya, ia mengembangkan pedoman untuk opsi perubahan teknologi sanitasi dan perilaku berdasarkan teknologi yang tepat untuk masyarakat Desa Surowiti. “Contohnya, opsi beberapa bentuk toilet dan fasilitas sanitasi agar masyarakat tidak terbiasa buang air besar sembarangan,” jelasnya.
Alumnus ITS itu berharap, melalui adanya proyek ini masyarakat Desa Surowiti dapat memiliki akses untuk menggunakan sanitasi yang layak, sumber air bersih, dan pendidikan yang memadai tentang gangguan kesehatan akibat sanitasi yang buruk. “Saya juga berharap lebih banyak pihak yang terlibat dalam mewujudkan akses air bersih dan sanitasi yang layak untuk Desa Surowiti,” pungkasnya.
Sumber : https://www.its.ac.id/news/2021/03/18/dukung-sdgs-its-bahas-proyek-pemukiman-inklusi-desa/