Musim kemarau panjang di Kabupaten Kebumen telah memicu terjadinya krisis air bersih yang makin meluas. Untuk pertama kalinya, warga di Dukuh Mulyosari, Desa Sukomulyo, Kecamatan Rowokele, Kebumen mengalami kesulitan air bersih.
Dampak musim kemarau tahun ini memang luar biasa, bukan hanya daerah langganan saja yang terdampak, namun juga wilayah yang selama ini tidak pernah mengalami krisis air bersih.
Warga yang bermukim di RT 06 dan 07, RW 4 Dukuh Mulyosari, Desa Sukomulyo, selama ini mendapatkan air dari Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas). Namun musim kemarau panjang tahun ini, telah menyebabkan mereka ikut mengalami krisis air.
Warsono alias Geno, warga setempat mengatakan bahwa sumber air yang selama ini memasok air ke rumah-rumah warga mengering, sehingga debit air berkurang drastis. Berkurangnya debit air inilah menjadi penyebab terjadinya krisis air di Dukuh Mulyosari untuk pertama kalinya.
Di RT 06 tercatat ada 30 kepala keluarga (KK), sedangkan di RT 07 terdapat sekitar 50 KK atau. Jadi, total ada sebanyak 80 KK yang mengalami krisis air bersih.
Meluasnya krisis air di Kabupaten Kebumen mendorong munculnya inisiatif dari warga untuk menolong sesama, termasuk Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Kabupaten Kebumen, yang melakukan dropping air bersih bagi warga terdampak.
Namun, itu belum cukup. Pemkab Kebumen harus mampu memenuhi seluruh kebutuhan air bersih bagi warga sampai musim kemarau berakhir.
Ke depan, Pemkab Kebumen bersama dengan PDAM setempat sebaiknya melakukan pipanisasi ke rumah-rumah warga di Dukuh Mulyosari, untuk menggantikan Pamsimas yang kurang memadai, untuk menjamin akses air bersih yang berkelanjutan.