Air bersih yang juga disebut sebagai air higiene sanitasi merupakan kebutuhan mendasar dalam kehidupan sehari-hari. Namun, belum semua orang memiliki akses mudah terhadap air tersebut. Masalah kekurangan air ini menjadi masalah serius di berbagai belahan dunia, termasuk beberapa desa di Kabupaten Sampang, Jawa Timur. Salah satu solusi yang dapat digunakan oleh masyarakat desa adalah menggunakan kolam penampungan air hujan yang digunakan bersama atau komunal.
Salah satu desa yang menggunakan kolam penampungan air hujan komunal adalah Desa Marparan, Sampang, Jawa Timur. Desa ini menghadapi masalah kekurangan air bersih terutama saat musim kemarau. Pemenuhan kebutuhan air untuk keperluan sanitasi dan higiene, masyarakat desa ini menggunakan kolam penampungan air hujan komunal. Setyoningsih dkk (2023) dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga melaporkan hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 2017 pada masyarakat pengguna air kolam penampungan air hujan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas air di kolam penampungan air hujan dan mengidentifikasi kejadian dermatitis kontak di kalangan masyarakat penggunanya.
Dalam penelitian ini, dilakukan pengambilan sampel air dari kolam penampungan air hujan dan dilakukan analisis terhadap karakteristik fisik, tingkat pH, dan kandungan surfaktan air tersebut. Hasil analisis menunjukkan bahwa air di kolam penampungan air hujan komunal mengandung tingkat kekeruhan, warna, dan pH yang tidak sesuai dengan standar kualitas air yang ditetapkan. Hal ini dapat berdampak negatif pada kesehatan kulit manusia. Selain itu, ditemukan hubungan yang signifikan antara usia dan kejadian dermatitis kontak.
Kolam penampungan air hujan di Desa Marparan digunakan untuk memenuhi kebutuhan mandi, mencuci baju, bahkan memandikan hewan ternak seperti sapi dan kambing. Sayangnya, dalam penggunaannya masyarakat tidak mengalirkan air tersebut ke rumah-rumah, melainkan menggunakanya secara bersama dengan cara masuk dalam kolam tersebut. Kebiasaan masyarakat yang tidak membilas tubuh dengan air bersih setelah menggunakan air di kolam penampungan air hujan untuk mandi atau mencuci pakaian, meningkatkan risiko terjadinya dermatitis kontak.
Berdasarkan temuan penelitian ini, disarankan agar masyarakat membilas tubuh dengan air bersih setelah beraktivitas di kolam penampungan air hujan. Diperlukan program untuk melindungi kualitas air pada kolam penampungan air hujan tersebut, pendistribusian air menggunakan perpipaan ke rumah penduduk, dan masyarakat juga dihimbau untuk memiliki sistem penampungan air hujan di rumah tangga masing-masing.
Penelitian ini juga menunjukkan pentingnya pendidikan dan peningkatan kesadaran masyarakat untuk menjaga kualitas air dan kebersihan lingkungan. Masyarakat perlu diberikan informasi dan edukasi tentang cara menggunakan air dengan aman dan menjaga kebersihan kulit. Selain itu, pemerintah juga perlu mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap air bersih yang aman dan berkualitas.
Dalam menghadapi krisis air global, penting bagi kita semua untuk berperan aktif dalam menjaga kualitas air dan memastikan akses yang adil terhadap air bersih. Dengan menjaga kebersihan lingkungan dan kualitas air, kita dapat mencegah terjadinya penyakit dan meningkatkan kesehatan masyarakat.
Sumber : https://unair.ac.id/dermatitis-kontak-pada-masyarakat-yang-menggunakan-air-hujan-sebagai-air-higiene-sanitasi/