- Pemerintah Kota Magelang hingga saat ini terus berupaya mendukung pencapaian ketersediaan akses air minum dan sanitasi yang aman, terjangkau dan berkelanjutan bagi seluruh lapisan masyarakat. Saat ini, Pemkot Magelang menghadapi berbagai tantangan untuk membangun sanitasi yang baik dan mewujudkan pola hidup bersih dan sehat
- Tantangan yang dimaksud antara lain, cakupan akses air minum di Kota Magelang pada tahun 2019 sebesar 94,64 persen.
- “PDAM Kota Magelang masih memiliki angka kehilangan air lebih dari 30% sehingga sebagian perlu dilakukan perbaikan/penggantian jaringan perpipaan dan penambahan kapasitas produksi Sistem Penyediaan Air Minum,” ujar Walikota Magelang Sigit Widyonindito dalam sambutan tertulis yang dibacakan Wakil Wali Kota Magelang, Windarti Agustina, pada kegiatan Temu Warga Magelang Tindakan Sadar Bersanitasi Air Minum (Tembang Tidar) bersama Moncer Serius di Kelurahan Panjang, Rabu (11/3/2020).
- Dikatakannya, Kota Magelang juga masih menghadapi tantangan dalam pelayanan sanitasi, yaitu cakupan akses sanitasi di Kota Magelang pada tahun 2019 masih 97 persen. Cakupan ini pun belum dapat dipastikan berapa persen yang merupakan sanitasi layak dan aman menurut standar Sustainable Development Goals (SDGs).
- “Kemudian, meski Kota Magelang memiliki Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) namun pengelolaannya belum optimal. Oleh karena ini kita terus berupaya memperbaiki berbagai sarana dan prasarana utamanya untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat dalam penyediaan air minum, sanitasi dan perbaikan perilaku higiene,” lanjutnya.
- Termasuk diantaranya menggandeng kemitraan dengan berbagai pihak yakni IUWASH PLUS (Indonesia Urban Water Sanitation and Hygiene-Penyehatan Lingkungan Untuk Semua) Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU), dunia usaha seperti kredit sanitasi di Bank Magelang, juga kemitraan dengan berbagai organisasi masyarakat serta dengan Forum CSR (Corporate Social Responsibility).
- Sementara itu, Manager IUWASH PLUS Regional Jawa Tengah, Jefri Budiman mengutarakan, pelaksanaan Tembang Tidar Bersama Moncer Serius ini merupakan wujud dari kegiatan monev partisipatif terkait kegiatan di empat kelurahan, yakni Panjang, Rejowinangun Utara, Gelangan, dan Tidar Utara.
- Dia mengutarakan, masalah air minum dan sanitasi tak akan terselesaikan kalau hanya menjadi beban pemerintah semata, dalam hal ini Pemkot Magelang. Tapi, peran serta masyarakat sangat diperlukan dan penting untuk menyukseskannya.
- Salah satu upaya yang dilakukan Pemkot Magelang untuk melibatkan peran aktif masyarakat adalah dengan membentuk Tim Monitoring dan Evaluasi Partisipatif Kota Magelang. Tim ini beranggotakan masyarakat yang sukarela melakukan kemitraan, pendataan, pemetaan, dan pemicuan partisipatif bersama dengan OPD terkait, tentang permasalahan air minum, sanitasi dan perilaku higiene.
- Tim ini kemudian mengevaluasi data yang telah didapat serta melakukan rembug warga dalam memecahkan permasalah tersebut untuk menciptakan kondisi lingkungan yang bersih, indah, sehat dan nyaman.
- “Program IUWASH Plus akan berakhir tahun 2021 nanti. Artinya, mulai dari saat ini diharapkan Pemkot Magelang bisa melakukan penyelesaian masalah air minum dan sanitasi itu dengan mandiri,” jelasnya.
- Jefri pun menyadari pemerintah tidak bisa berjalan sendiri, termasuk masalah pendanaan. Maka, ia berharap masyarakat dapat berperan aktif dalam menyelesaikan persoalan ini.
- “Tidak mungkin dana akan ditanggung pemerintah terus, maka diharap swadaya masyarakat juga turut membantu, terutama dari mereka yang mampu. Mari kita bersama-sama mengatasi masalah sanitasi dan air minum ini,” imbuhnya.