Keracunan makanan dapat disebabkan oleh kuman pathogen yang mencemari air, makanaan, peralatan makanan/masak, lingkungan Tempat Pengolahan Makanan, pemilihan bahan, serta cara penyajian yang tidak higienis. Bencana Tsunami yang pernah terjadi pada tangal 26 Desember 2004 menimbulkan berbagai macam masalah antara lain Perumahan dan lingkungan. Sampai saat masalah higiene dan sanitasi lingkungan belum tertata dengan baik, air yang digunakan untuk keperluan sehari hari belum memenuhi syarat kesehatan.
Pernah dilaporkan Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan makanan di derah Tanah Pasir yang menyebabkan 274 penderita mengalami keracunan makanan. Jumlah penderita yang dirawat sebanyak 38 orang dengan tanda-tanda pusing, dan muntah. Dari hasil penelitian dampak tsunami terhadap higiene dan sanitasi Tempat Pengolahan Makanan di beberapa Barak pengungsi Nanggroe Aceh Darussalam antara lain, 166 spesimen diperiksa ternyata 35,5% terkontaminasi kuman pathogen.
Perilaku penjamah 55,1% belum melakukan higiene sanitasi dengan benar, kemungkinan disebabkan kondisi rumah/tempat tinggal (barak) masih dalam keadaan darurat, kondisi barak satu dengan barak lain hanya dibatasi oleh dinding, 5-12 keluarga menggunakan dapur bersama-sama, sehingga kemungkinan terjadi pertukaran/pinjam-meminjam alat masak. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuan ke program untuk menyusun persyaratan hygiene sanitasi makanan dan minuman di barak pengungsian pasca bencana Tsunami NAD.
Sumber : https://www.neliti.com/publications/160553/dampak-bencana-tsunami-terhadap-higiene-sanitasi-makanan-dan-air-di-barak-pengun