Banyak faktor yang menyebabkan anak stunting bahkan hingga tubuh kerdil.
Berdasarkan riset Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), angka stunting sangat dipengaruhi oleh sanitasi lingkungan yang tak memadai.
“ Di Palembang, kasus stunting banyak terjadi akibat sanitasi yang tidak baik,” ujar Satgas Stunting Sumatra Selatan (Sumsel) M Faisal.
Selain faktor sanitasi atau ketersediaan air bersih yang kurang memadai. Kasus anak kerdil juga turut dipengaruhi dari pola asuh orangtua terhadap anak. Apabila sanitasi buruk, maka gizi balita tidak akan mampu tercukupi, sehingga tumbuh kembangnya terhambat.
Sedangkan faktor pola asuh berdampak pada mental anak dan memengaruhi cara berpikir mereka. Kemudian penyakit infeksi seperti diare dan cacingan yang bisa menganggu proses pencernaan, berpengaruh pada kekurangan nutrisi hingga menyebabkan stunting.
“Mengatasi kasus stunting BKKBN Sumsel membentuk tim penanganan yang melibatkan empat pakar yang terdiri dari ikatan profesi Ahli Gizi, Dokter Anak, Dokter Kandungan, dan Psikolog melakukan penyuluhan,” ujarnya.
Penyuluhan dan edukasi stunting akan di paparkan kepada orangtua, pasangan muda baru menikah, ibu hamil dan organisasi layanan kesehatan yang berkaitan langsung dengan pihak yang perlu mengetahui pencegahan stunting.ad
“Oleh karena itu, orangtua dan calon ibu harus bisa menjaga pola asuh anak dan calon buah hatinya dengan baik agar terhindar dari kondisi anak kerdil,” katanya.
Sekretaris Satgas Stunting Palembang, Altur Febriansyah menambahkan, kasus stunting perlahan mengalami penurunan. Yakni dari 72 kasus anak kerdil pada September 2022, kini 66 kasus di Oktober.
“Dari 66 kasus itu merupakan 11 kasus gagal audit calon pengantin rentan stunting, ibu hamil 17 kasus, ibu nifas pasca kelahiran 17 kasus, dan anak di bawah 2 tahun 21 kasus,” pungkasnya
Sumber : https://detiksumsel.com/sanitasi-buruk-picu-anak-tumbuh-kerdil-bkkbn-sumsel-bentuk-tim-cegah-stunting/