Itulah isi kuliah tamu Aplikasi Ilmu Teknik Lingkungan Dalam Teknologi Sanitasi di Indonesia, Rabu (9/11). Ir Komang Raka Maharthana, sang pembicara mengungkapkan ada dua teknik jitu untuk mengelola sanitasi masyarakat. “Yakni melalui logika dan imajinasi,” tegasnya.
Logika maksudnya adalah dasar ilmu untuk membangun instalasi pengolah dan imajinasi adalah penciptaan rasa untuk membangun partisipasi masyarakat. Pria yang kini menjabat sebagai Kasatgas DAK SLBM PPLP Dirjen Cipta Karya tersebut memaparkan kedua faktor tersebut harus seimbang. “Pasalnya, pengelolaan sanitasi tidak akan berjalan lancar jika salah satu dari faktor tersebut timpang,” ungkapnya.
Menilik faktor logika, Komang menjelaskan seorang teknisi dituntut merancang instalasi pengolahan yang baik dan sesuai dengan kondisi lingkungan yang ada. Berbagai pertimbangan seperti luas lahan, kondisi tanah, kondisi lingkungan luar seperti suhu pun menjadi hal yang tak luput dari perhatian.
“Tak bisa terus berpatokan pada buku, kita dituntut kreatif untuk menciptakan hal tersebut. Karena setiap kondisi lapangan akan menghasilkan instalasi pengolahan yang berbeda,” ujarnya.
Hal ini dicontohkan oleh Komang pada rancangan tangki septik. Daerah yang dipengaruhi oleh pasang surut atau pesisir akan memiliki rancangan desain tangki yang berbeda dengan kondisi umum pada pemukiman.
Hal ini nampak pada dimensi tangki yang disesuaikan dengan tinggi air pasang agar pengelolaan limbahnya tetap berjalan dengan baik. “Selain itu, tangki juga harus kedap karena garam laut dapat merusak bakteri pengolah limbah pada tangki septik tersebut,” jelas alumnus Jurusan Teknik Lingkungan ITS ini.
Lain halnya dengan faktor imajinasi. Komang menggambarkan imajinasi adalah teknik khusus mengajak masyarakat untuk mau turun tangan secara langsung mengolah limbahnya sendiri. Hal ini diakui Komang justru lebih sulit dilakukan dibandingkan membuat desain rancangan pengolahan.
“Kuncinya adalah persuasi mereka dengan hal visual. Seperti tunjukkan penyakit yang bisa disebabkan karena tidak mau mengurus sanitasi hingga keuntungan yang didapat jika mampu mengelola dan memanfaatkan limbah dengan baik,” tambah pria yang hobi bermain golf ini.
Dirinya mengungkapkan kesadaran masyarakat akan sanitasi dapat dibangun dengan hal yang membuat mereka bahagia. Biasanya cara yang paling efektif adalah dengan mengajak masyarakat menciptakan lahan bisnis dari limbah yang berhasil diolahnya. Contohnya menjual hasil pertanian yang dipupuk dengan pupuk cair hasil limbah olahan.
“Hasilnya sangat baik. Ukurannya bahkan lebih besar dibanding ukuran yang ada di pasaran sehingga laku keras. Dengan begitu warga tidak akan meributkan retribusi yang harus dibayar setiap bulannya untuk mengelola sanitasi tersebut,” pungkasnya.
Sumber : https://www.its.ac.id/news/2016/11/09/pengolahan-sanitasi-gabungkan-logika-dan-imajinasi/