Pemerintah Kota Pontianak tengah merencanakan pembangunan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) untuk mencapai target 100 persen sanitasi aman. Persentasenya 35 persen dari infrastuktur pengelolaan air limbah terpusat, dan 65 persen dari pengelolaan air limbah setempat. Lokasi SPALD-T berada di Gang Martapura II dan Nipah Kuning, Pontianak Barat.
Pengelolaan air limbah ini penting mengingat pertumbuhan penduduk Kota Pontianak sangat cepat dan aktivitas masyarakat meningkat. Secara langsung maupun tidak langsung dapat membebani dan menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Pembuangan air limbah yang sembarangan dapat berdampak buruk pada kualitas badan air, hal ini dapat menimbulkan berbagai jenis penyakit.
“SPALD Terpusat ini direncanakan dengan biaya untuk operasi dan pemeliharaan air limbah dengan teknologi yang seefisien mungkin, sehingga biaya dapat terjangkau oleh anggaran Pemerintah Daerah Kota Pontianak dan peran serta penerima manfaat,” kata Kepala Bappeda Kota Pontianak, Hendro Subekti saat membuka ‘FGD Value Engineering Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) Kota Pontianak’ di Aula Rohana Muthalib Bappeda Pontianak, Kamis (16/9/2021).
SPALD merupakan rangkaian kegiatan pengelolaan air limbah dengan prasarana dan sarana air limbah domestik yang dapat meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat, serta dapat meningkatkan kualitas air baku yang digunakan oleh PDAM Tirta Khatulistiwa Pontianak. Sistem ini menyalurkan air limbah dengan perpipaan ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Setelah itu, air keluaran IPAL baru dapat dibuang ke badan air penerima terdekat.
“Untuk pengelolaan dan operasional SPALD Terpusat akan dilakukan Perusahaan Daerah Tirta Khatulistiawa sebagai operator dan dapat juga dibentuk unit pengelola teknis air limbah,” katanya.
Di Pontianak telah ada program sanitasi dengan penggunaan septic tank komunal dari Program Kotaku dan juga Program Sanimas yang juga merupakan program untuk upaya peningkatan penanganan air limbah domestik. SPALD Terpusat akan jadi program baru yang butuh partisipasi tinggi dari masyarakat. Sebab secara langsung akan melibatkan masyarakat untuk mengubah pola penanganan air limbah domestik. Dari secara setempat menjadi terpusat dan tidak lagi mencemari lingkungan.
‘FGD Value Engineering Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) Kota Pontianak’ sendiri dilaksanakan dalam rangka meminimalisasi gangguan pengguna jalan akibat dari pengerjaan pipa SPALD-T, terkait dengan kondisi eksisting tanah di Kota Pontianak, meminimalisasi pembiayaan konstruksi pembangunan dan juga biaya operasional.
“Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa sebagian wilayah Kota Pontianak sering kali mengalami genangan baik akibat hujan maupun air pasang yang nantinya akan berdampak langsung pada pekerjaan konstruksi pembangunan IPAL,” katanya.
Menurut keadaan topografinya, Kota Pontianak terletak di dataran rendah delta sungai di muara DAS Kapuas. Kota Pontianak dilalui sungai Kapuas Besar, Kapuas Kecil dan Sungai Landak yang membentuk delta dengan ketinggian tanah 0,10-3,00 meter di atas permukaan laut dan mempunyai kemiringan lahan melandai ke arah aliran sungai dengan kemiringan rata-rata 0-2 persen.
Secara umum ketinggian tanah di Kota Pontianak relatif rendah di tengah kota dan meninggi di pinggiran kota. Wilayah seperti ini merupakan wilayah yang berpotensi mengalami banjir atau genangan. Khususnya bila hujan terjadi bersamaan dengan periode pasang naik atau banjir di Sungai Kapuas dan Sungai Landak.
Sumber : https://bappeda.pontianakkota.go.id/berita/capai-target-100-persen-sanitasi-aman-lewat-spaldt