PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) kembali menjadi tempat menggali ilmu ihwal tata cara mengolah limbah bahan berbahaya beracun (B3). Kali ini perusahan investasi asal Jepang itu dikunjungi 50 pimpinan Puskesmas dan Sanitarian dari Kabupaten Tangerang.
“Selama ini hanya tahu dari modul dan teori. Di sini kita bisa melihat langsung,” ujar Ketua Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI), Suparman, di Gedung Training Center PPLI, di Klapanunggal, Bogor, Jawa Barat, Jumat (10/12).
Suparman merincikan, ada 50 orang anggota HAKLI yang belajar ke PPLI. Mereka adalah para pimpinan Puskesmas juga orang yang mahir dalam sanitasi dan kesehatan masyarakat alias sanitarian seluruh Kabupaten Tangerang.
Kunjungan mereka, khusus untuk studi lapangan tentang pengolahan limbah B3 khususnya limbah medis. Harapannya, sanitarian dari sejumlah rumah sakit negeri dan swasta serta puskesmas se-Kabupaten Tangerang memahami alur pengelolaan limbah B3 secara komprehensif.
Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Deden Suharya merasa senang mendapatkan ilmu mengolah limbah di PPLI.
Baginya, para tenaga kesehatan perlu tahu agar dapat memberlakukan limbah medis dengan bijak. “Benar-benar bisa menerapkan SOP dengan baik, paham resikonya dan dapat menjelaskan alur pengelolaan limbah B3 medis secara komprehensif,” ujar Deden.
Deden menceritakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang telah bekerja sama dengan PPLI sejak Tahun 2018. Namun, baru kali ini skuadnya bisa melakukan studi lapangann ke tempat pengolahan limbah PPLI. Pihaknya mengaku percaya bagaimana PPLI mengelola secara profesional limbah B3 yang dititipkan sejumlah rumah sakit dan puskesmas di Kabupaten Tangerang.
Gayung bersambut, General Manager Sales & Marketing PPLI, Yurnalisdel mengapresiasi kehadiran sanitarian dari Kabupaten Tangerang ini. Semangat belajar mereka, menjadi respon baik untuk lingkungan hidup.
“Kami tunjukkan kepada mereka bagaimana alur pengelolaan limbah B3 medis di PPLI, termasuk pemanfaatan insinerator raksasa berkapasitas 50 ton perhari. Teknologi termal asal Jepang ini yang terbaik dalam memusnahkan limbah medis saat ini,” ujar Yurnalisdel.
Yurnalisdel mengaku senang pihaknya menjadi rujukan sebagai tempat mengelola limbah. Pun, bukan kali ini saja PPLI dikunjungi. Sebelumnya, ada dari kehakiman, kepolisian, kejaksaan dan tim Penegakan Hukum KLHK.
“Kami bersyukur PPLI jadi rujukan segenap stakeholder terkait pengelolaan limbah B3. Kita akan terus tingkatkan profesionalitas pengelolaan limbah B3,” tutupnya.
Untuk diketahui, kegiatan ini diawali dengan mendengarkan paparan General Manager Sales & Marketing PPLI, Yurnalisdel di gedung Training Center PPLI tentang pengolahan limbah B3. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan kunjungan lapangan melihat proses pengolahan limbah B3 dan pemanfaatan teknologi pemusnah limbah B3 terbesar di Indonesia, Insinerator berkapasitas 50 ton perhari.
Sumber : https://rm.id/baca-berita/ekonomi-bisnis/103822/puskesmas-dan-sanitarian-tangerang-belajar-ke-ppli