Sebanyak 16.278 keluarga di wilayah Sukoharjo masih buang air besar (BAB) sembarangan. Kondisi ini berpotensi menyebarkan penyakit menular terhadap warga lainnya.
PromosiIklan Daring Sangat Berpengaruh Meningkatkan Jumlah Perokok
Kepala Seksi (Kasi) Penyehatan Lingkungan DKK Sukoharjo, Dwi Purnomo, mengatakan warga yang belum memiliki jamban tersebar di 12 kecamatan se-Sukoharjo. Lantaran tak memiliki jamban, mereka buang hajat di sungai. Biasanya, warga yang BAB sembarangan berdomisili di bantaran sungai. “Masih banyak warga yang BAB sembarangan di sungai lantaran tak memiliki jamban,” katanya saat ditemui Solopos.com di sela-sela acara penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di SDN Jetis I, Senin (24/8/2015).
Menurut Purnomo, kondisi ini terjadi akibat rendahnya kesadaran warga untuk memiliki jamban. Padahal, buang air besar di sembarang tempat berpengaruh buruk terhadap kesehatan warga lainnya maupun lingkungan sekitar. Feses yang tercecer dapat mempercepat penyebaran penyakit menular seperti diare dan tipes.
Selama ini, DKK telah berupaya menekan jumlah warga yang masih BAB sembarangan. Salah satunya dengan menggalakkan program promosi kesehatan dan kampanye PHBS. “Kami melakukan penyuluhan program sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) di setiap kelurahan/desa. Petugas juga mendampingi masyarakat agar mengubah perilaku kesehatan agar tidak BAB sembarangan,” ujar dia.
Lebih jauh, dia menjelaskan telah berkoordinasi dengan instansi lainnya untuk melaksanakan program jambanisasi. Pembangunan jamban untuk warga miskin dilakukan melalui Progran Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Tak hanya itu, ada program sejuta jamban yang dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2015.
Sumber : https://www.solopos.com/635880-635880?utm_source=terkini_desktop
Tinggalkan Balasan