Cuci tangan pakai sabun (CTPS) merupakan cara mudah dan tidak perlu biaya mahal dalam menjaga kesehatan. Karena itu,membiasakan CTPS secara rutin sama dengan mengajarkan anakanak dan seluruh keluarga hidup sehat sejak dini. Masyarakat Indonesia harus memiliki budaya cuci tangan pakai sabun karena tindakan sederhana tersebut bisa mencegah berbagai penyakit, antara lain diare yang menjadi penyebab nomor dua kematian anak di Indonesia dan dunia.
Tumbuhnya budaya CTPS bisa turut berperan menurunkan angka kematian anak Indonesia yang menjadi bagian dari pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs) keempat pada 2015. “Sebaiknya kita berjuang menyelamatkan hidup anak-anak agar terhindar dari berbagai penyakit menular dengan mengajak teman-teman dan masyarakat di sekitar untuk ikut membiasakan
CTPS yang sederhana,mudah,dan dapat dilakukan di mana saja,sekaligus menjadikannya sebagai perilaku hidup yang harus diterapkan dalam kehidupan seharihari,” kata Menteri Kesehatan (Menkes) dr Endang Rahayu Sedyaningsih MPH Dr PH. Dengan selalu CTPS,pola hidup bersih dan sehat (PHBS) tertanam kuat pada diri pribadi anak-anak dan anggota keluarga lainnya.
Menurut Endang, CTPS merupakan perilaku sehat yang terbukti secara ilmiah dapat mencegah penyebaran penyakit menular,seperti diare,inspeksi saluran pernapasan akut (ISPA),flu burung,serta penyakit kulit lainnya. Dengan merebaknya virus H5N1 pada manusia pertengahan tahun 2005 di Indonesia, CTPS perlu dibudayakan sebagai upaya mencegah penyebaran penyakit tersebut.
Dia mengingatkan masyarakat maupun tenaga profesional yang melakukan aktivitas di sekitar peternakan, termasuk di pasar dan wilayah perbatasan laut,darat, udara,dan pintu masuk seperti bandara dan pos perbatasan untuk membiasakan CTPS setelah beraktivitas. Itu karena mereka merupakan kelompok yang memiliki risiko tinggi terjangkit H5N1.
“Saya berharap semua pihak secara lintas sektor, legislatif, organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi, dan badan-badan internasional terkait dan para mitra dengan semangat kemitraan bergandengan tangan menyelenggarakan pembangunan kesehatan, untuk mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan,” tuturnya. Sejak 2008,Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) menyerukan perlunya peningkatan praktik higiene dan hanitasi di seluruh dunia. Hari CTPS Sedunia diperingati secara global setiap 15 Oktober.
Dengan adanya peringatan pada setiap Hari CTPS,diharapkan peran semua pemangku kepentingan untuk menyelenggarakan kegiatan CTPS secara serentak setiap tahunnya. Misalnya, dengan menyelenggarakan kegiatan lanjutan dalam rangka sosialisasi dan kampanye CTPS melalui berbagai kegiatan nyata di masyarakat, menyediakan sarana CTPS yang disertai dengan kampanye perilaku higienis lainnya di masyarakat, sekolah,serta tempat umum seperti bandara,pelabuhan, terminal,stasiun,tempat wisata dan pasar.
HCTPS adalah kampanye global yang dicanangkan PBB pada Pertemuan Tahunan Air Sedunia (Annual World Water Week), 17-23 Agustus 2008, di Stockholm,Swedia.Gerakan mencuci tangan pakai sabun sedunia diharapkan dapat meningkatkan perilaku hidup sehat, mencegah timbulnya penyakit, sekaligus menurunkan tingkat kematian pada balita dan anak-anak. Menurut WHO, kedua tangan kita adalah salah satu jalur utama masuknya kuman penyakit ke dalam tubuh.
Sebab,tangan adalah anggota tubuh yang paling sering berhubungan langsung dengan mulut dan hidung.Penyakit-penyakit yang umumnya timbul karena tangan yang berkuman,antara lain diare, kolera,ISPA,cacingan,flu,dan hepatitis A.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada 2007 menunjukkan bahwa penyebab terbesar meninggalnya balita dan anak-anak Indonesia adalah penyakit diare dan ISPA. Menanggapi data ini, para ahli kesehatan menyatakan,perilaku kecil yang tampak sepele, seperti mencuci tangan dengan sabun, bisa berdampak besar mengurangi angka kematian yang terkait dengan penyakit diare hingga hampir 50%.
Sumber : http://www.ampl.or.id/digilib/read/cuci-tangan-jauhkan-kuman/22288