Indonesia menyatakan, kondisi sanitasi di berbagai sekolah di negeri ini, sangat memprihatinkan. Fasilitas sanitasi yang memiliki bau tak sedap serta gelap, selalu menjadi hal yang sering dijumpai di banyak tempat anak-anak Indonesia menimba ilmu.
“Kami dari Asoasiasi Toilet Indonesia sangat concern sekali tentang bagaimana kondisi sanitasi di Indonesia ini. Banyak sekali keluhan dari anak-anak sekolah, yang sebelumnya, banyak tidak terpikirkan oleh banyak orang,” tutur Ketua Asosiasi Toilet Indonesia Naning Adiningsih Adiwoso, di Kudus, Jawa Tengah, Kamis (14/4) siang.
Naning mengklaim, banyak sekali murid sekolah yang dijumpainya, enggan menggunakan fasilitas sanitasi yang tersedia di sekolah mereka, lantaran kondisinya yang “mengerikan”. “Mereka umumnya nggak mau. Gelap, bau. Dan ini pernah saya tanyakan,” ungkapnya.
“Dan pernah saya tanyakan ke mereka, `mana yang perlu dulu, sekolah atau toiletnya yang diperbaiki?`. Mereka umumnya jawab, `betulin dulu toiletnya`,” Naning, menambahkan.
Oleh karenanya, Naning mengapresiasi kepedulian Bank Mandiri dan Djarum Foundation, yang menggelar program sanitasi sekolah dan sumur resapan di sejumlah sekolah di Kudus.
Menurutnya, memulai program sanitasi yang baik di sekolah merupakan salah satu upaya awal untuk membentuk manusia Indonesia yang kuat dan sehat. “Kita harus segera melakukan perubahan. Dan perubahan itu bisa dimulai di sekolah, dengan program sanitasi yang baik dan sehat. Denngan dimulainya dari sekolah, saya yakin kita bisa mewujudkan Indonesia yang kuat dan sehat,” paparnya.
Dana program tersebut berasal dari dana Corporate Social Responsibility (CSR)/ Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) Bank Mandiri dan Djarum Foundation.
Program sanitasi sekolah yang juga difasilitasi oleh Asosiasi Toilet Indonesia, ini, meliputi pembangunan sarana fisik maupun non fisik. Pembangunan fisik meliputi pembangunan toilet, pengembangan sumber energi alternatif biogas, dan sumur resapan. Sedangkan pembangunan non fisik meliputi; pendidikan sanitasi berbasis sekolah bagi siswa dan santri di Kabupaten Kudus.
Seluruh rangkaian kegiatan tersebut dimulai sejak awal tahun 2013 serentak di tiga lokasi, yakni SMK Negeri 3 Undaaan, Pesantren Manalul Huda Kalirejo, dan Masjid Karang Turi di Kecamatan Kaliwungu.
Sumber : http://www.ampl.or.id/digilib/read/13-kondisi-toilet-sekolah-di-indonesia-memprihatinkan/47983