Dalam kehidupan sehari-hari manusia membutuhkan Air dalam siklus kehidupannya, oleh karena itu pasokan ketersedian air sangatlah penting. Di suatu lokasi tertentu mungkin untuk mendapatkan sumber air yang bersih cukuplah mudah, namun di banyak lokasi lainnya bukan merupakan hal yang mudah untuk mendapatkan air, apalagi air yang bersih.
Untuk dapat menjaga sumber dan pasokan air yang bersih dan sehat, perlu pula diperhatikan bagaimana Sanitasi Lingkungan di sekitarnya. Sanitasi merupakan satu hal penting yang diperlukan untuk masyarakat dalam suatu lingkungan, untuk menuju kehidupan yang lebih baik, yang lebih layak dan yang lebih sehat. Bagaimana menyediakan air bersih dan sanitasi yang baik untuk linkungan dan masyarakat, terutamanya untuk anak-anak, adalah kebutuhan dasar yang perlu diperhatikan dan merupakan tanggung jawab bersama semua pihak, agar dapat terwujud dan terlaksana.
Permasalahan yang terlihat sederhana namun memiliki dampak yang cukup besar dan luas, yaitu BABS (Buang Air Besar Sembarangan), masih banyak terjadi di beberapa daerah di Indonesia, sebut saja misalnya di daerah kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur. Bagaimana Pemerintah Daerah dan Perangkat Desa di daerah tersebut, melakukan Deklarasi Komitmen Bersama Persepatan Desa ODF (Open Defecation Free atau Stop Buang Air Besar Sembarangan) Kabupaten Sumba Barat Daya, yang ditanda tangani di Tambolaka pada 26 Januari 2017 tahun lalu.
Membangun kesadaran masyarakat bukanlah perkara mudah, merubah kebiasaan yang sudah lama dilakukan dengan perilaku hidup yang baru adalah sebuah tantangan. Dalam hal ini UNICEF dan Pemerintah Daerah beserta masyarakat dan pihak-pihak terkait lainnya, secara bersama-sama dan swadaya juga melakukan sebuah inisiatif gerakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (Community Based Total Sanitation). Salah satu kegiatannya adalah dimana disetiap rumah (1 Kartu Keluarga) memiliki jamban yang sehat dan layak.
Di salah satu desa di daerah kabupaten Sumba Barat Daya, yaitu desa Wee Patando, dari total penduduk 514 KK (Kartu Keluarga), sudah 316 KK sudah memiliki jamban permanen, 101 KK sudah memiliki jamban semi permanen, dan 97 masih memiliki jamban darurat. Pada tahun 2018 ini, pemerintah desa Wee Patanda, memberikan bantuan 30 buah jamban kepada masyarakatnya, yang diambil dari dana desa.
Selain itu setelah tumbuhnya kesadaran masyarakat akan pentingnya sanitasi, tidak sedikit dari mereka dengan swadaya biaya sendiri mereka membuat, memperbaiki, dan memperbagus jamban yang mereka miliki. Sehingga timbul rasa memiliki serta menggunakannya dalam keseharian mereka. Dengan berdonasi 1 kali Rp 500.000 dapat membantu memberikan 1 jamban semi permanen dan dengan berdonasi 1 kali Rp 3.000.000 dapat membantu memberikan 1 jamban permanen.
Membangun kesadaran akan lebih mudah, jika sudah ditanamkan sejak dini terhadap anak-anak, bagaimana Sekolah sebagai salah satu tempat dimana anak-anak banyak menghabiskan waktu untuk belajar dan menuntut ilmu, merupakan tempat yang tepat untuk menanam kesadaran tentang sanitasi lingkungan. Semangat perubahan yang dapat dilakukan antara lain melakukan gerakan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), serta menyediakan WC yang layak dan memadai dilingkungan sekolah, seperti yang dilakukan di Sekolah contoh di SD Kanelu.
Di sini UNICEF bersama Pemerintah Daerah, beserta Komite Sekolah, Kepala Sekolah, Guru dan Staf Sekolah, serta anak-anak murid Sekolah, bersama-sama dalam rangka membangun kesadaran sejak dini terkait sanitasi linkungan. Di lapangan UNICEF Indonesia mendukung penguatan kapasitas petugas puskesmas dan guru berupa pelatihan agar mampu memfasilitasi perubahan perilaku sanitasi dan hygiene di masyarakat dan sekolah. Dimana petugas Puskesmas dan kader mendapatkan 2 pelatihan, yaitu: STBM dan wirausaha sanitasi. Sedangkan untuk guru mendapatkan pelatihan tentang promosi hygiene di sekolah, termasuk tentang MHM (Menstrual Hygiene Management).
UNICEF Indonesia, sebagai lembaga internasional yang merupakan bagian dari PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) memiliki mandat, yaitu: UNICEF ada di Indonesia untuk membuat setiap anak dihargai, serta mendapatkan hak nya. Dapat dengan mudah kita temui dilapangan, bagaimana UNICEF memberikan panduan dan informasi yang bermanfaat bagi pemerintah daerah, dalam hal ini Bappeda (Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah), yang sangat membantu mereka dalam pembuatan perencanaan pembanguan daerah agar dapat lebih tepat dalam mengalokasikan anggaran yang dimiliki untuk kesejahteraan masyarakatnya, yang tidak hanya untuk pembangunan jangka pendek saja, namun juga untuk pembagunan jangka panjang dan berkelanjutan.
Selain itu UNICEF Indonesia bersama LSM (Lembaga Swadaya Masyarkat) lokal, membantu dalam memfasilitasi dan memobilisasi masyarakat bekerjasama dengan petugas puskesmas serta dalam hal mengorganisir pelaksanaan kegiatan seperti pertemuan, pelatihan, dan workshop, termasuk membantu advokasi ke pemeritah daerah. UNICEF juga berperan aktif dalam memprakasai berbagai gerakan yang telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia, seperti ODF dan STBM, agar tetap berjalan dengan baik dan memberikan dampak perubahan yang dapat dirasakan masyarakat secara luas hasilnya.
dalam sanitasi ada beberapa masalah salah satunya adalah penyediaan jamban yang masih kurang oleh karena itu https://www.indotekhnoplus.com/ menyediakan jenis jamban yang di perlukan dalam memenuhi sanitasi yang baik.