KULIAH Kerja Nyata (KKN) Universitas Pendidikan Indonesia 2019/2020 (KKN UPI) di Desa Mekarrahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung terdiri dari dua kelompok mahasiswa yang diikuti 21 orang, ditutup dengan melaksanakan Seminar Hasil Akhir KKN di Gor Desa Mekarrahayu, pada 27 Januari lalu.
Ketua Kelompok II, Wahyudin mengatakan, KKN UPI Desa Mekarrahayu memiliki tema Tematik Citarum Harum Multihelix yang dibimbing dosen Supriyono, M.Pd. Pada Seminar Hasil Akhir KKN dihadiri Kepala Desa Mekarrahayu H Iip Saripuloh, Kepala UPT Puskesmas Rahayu, Perwakilan Komandan Sektor 8, Kader Sabilulungan Bersih, Kader Zerowaste, dan tokoh masyarakat lainnya.
“Dalam seminar tersebut, memaparkan pelaporan kegiatan KKN UPI di Desa Mekarrahayu yang disampaikan oleh Koordinator Kecamatan, Ardi Tsany, Ketua Kelompok Satu, Jonathan Kristiani dan Ketua Kelompok Dua KKN UPI saya sendiri,” kata Wahyudin yang didampingi Arief Khairi Irawan.
Dikatakannya, kegiatan KKN UPI Tematik Citarum Harum Multihelix 2019/2020 dilaksanakan selama 40 hari dengan dua program kerja inti, yaitu Citarum Harum dan Sosialisasi Aplikasi Giziku. Di Desa Mekarrahayu, program kerja inti KKN UPI ini dipimpin Ardi Tsany, selaku Koordinator Kecamatan Margaasih KKN UPI 2019/2020.
Menurut Ardi Tsany, tujuan dari program kerja ini berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan dan kelestarian bantaran Sungai Citarum, serta meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang gizi dengan media aplikasi Giziku yang dibuat oleh Universitas Pendidikan Indonesia.
Kedua, diwujudkan dengan kegiatan-kegiatan seperti membersihkan bantaran Sungai Citarum dengan harapan, memberikan contoh baik kepada masyarakat, membuat taman dan mural di sekitar bantaran Sungai Citarum, dan ikut membantu Kader Posyandu dalam melakukan sosialisasi gizi anak kepada masyarakat.
Dikatakannya, KKN UPI di Desa Mekarrahayu terbagi menjadi dua kelompok. Masing-masing kelompok bekerja sama dengan organisasi masyarakat setempat. Kelompok satu diketuai Jonathan Cristian bekerja sama dengan Sabilulungan Bersih dan kelompok dua diketuai Wahyudin bekerja sama dengan Zerowaste.
Kedua kelompok tersebut, memiliki beberapa program kerja, yaitu pembuatan Lubang Cerdas Organik (LCO) sebagai solusi pembuangan sampah organik rumah tangga dan serapan air, pembuatan mural di sekitar bantaran Sungai Citarum untuk mengedukasi masyarakat tentang kebersihan lingkungan, penanaman pohon dan pembuatan taman di sekitar bantaran Sungai Citarum untuk menambah keasrian Sungai Citarum. “Kedua kelompok tersebut, berkegiatan di dua tempat yang berbeda yaitu di RW 16 dan RW 28,” katanya.
Selama melaksanakan program kerja, mahasiswa mendapatkan temuan bahwa di Desa Mekarrahayu khususnya RW 16 dan RW 28, sebagian besar masyarakat sudah memiliki tingkat kepedulian yang baik terhadap pengolahan sampah. Hal ini, dikarenakan adanya peran dari organisasi masyarakat setempat yaitu Sabilulungan Bersih di RW 16 dan Zerowaste di RW 28.
Organisasi tersebut, berperan dalam mengedukasi masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan melalui pengolahan sampah dan penanaman pohon. Oleh karena itu, sangat penting untuk setiap daerah memiliki organisasi masyarakat yang bergerak di bidang lingkungan hidup.
“Pemerintah setempat pun, harus turut berperan aktif dalam memfasilitasi organisasi masyarakat tersebut agar terwujudnya lingkungan yang bersih, nyaman, dan asri,” tegas Ardi.
Dengan adanya kegiatan KKN UPI ini, diharapkan tingkat kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan dan pengetahuan akan gizi anak meningkat. “Kegiatan ini juga, merupakan sebuah pembelajaran bagi mahasiswa tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup dan mengetahui tingkat gizi anak,” katanya.