Curah hujan ekstrem yang turun merata di seluruh area Jabodetabek, mengakibatkan banjir yang sangat parah dan mendatangkan banyak korban jiwa.
Hingga saat ini, pemerintah telah berupaya untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi dan bergerak bersama menanggulangi banjir dengan menurunkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pemerintah provinsi, hingga tim SAR.
Namun, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) potensi hujan ekstrem masih akan berlangsung hingga pertengahan Februari 2020 mendatang dan kejadian banjir susulan atau berulang patut diwaspadai.
Sanitasi Pada Saat dan Pasca Banjir
Bencana banjir yang kini tengah melanda berbagai wilayah di Indonesia, berpotensi menimbulkan sejumlah penyakit berbahaya seperti diare, infeksi saluran pernapasan, penyakit kulit, tifus, serta hepatitis A, yang apabila mewabah memiliki kemungkinan untuk mengarah kepada kejadian luar biasa (KLB).
Menurut Ketua Umum Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia (PDEI), dr Adib Khumaidi, SpOT, pada saat dan pasca banjir, masyarakat tetap harus menjaga sanitasi dan melakukan upaya-upaya pencegahan penyakit semaksimal mungkin dengan cara, antara lain menjauhkan anak-anak untuk bermain air banjir agar terhindar dari berbagai jenis penyakit yang mungkin timbul sesudahnya.
Selain itu, tidak merendam kaki dalam air banjir, kecuali untuk upaya penyelamatan, segera mengganti pakaian basah dengan pakaian kering untuk mencegah hipotermia, melindungi anggota tubuh dengan mengenakan sarung tangan dan sepatu boots bila harus terjun ke dalam air banjir serta mengenakan masker sewaktu membersihkan rumah dari kotoran air banjir.
Pasca banjir, lingkungan sekitar dan rumah akan menjadi sangat kotor dan berantakan akibat hantaman air yang sangat kuat, yang masuk kedalam rumah.
“Nah, pada tahap ini kita tetap harus memperhatikan kebersihan lingkungan rumah dan yang paling utama tentunya adalah kamar mandi dan toilet. Hal ini sangat penting dilakukan agar terhindar dari bahaya dan penyakit pasca banjir yang berbahaya bagi tubuh,” kata dr Adib ditulis Sabtu (11/1/2020).
Sistem Udara dan Kehigienisan Toilet
Setiap tempat yang lembab merupakan favorit kuman, terutama di kamar mandi. Karena itu, sistem pencahayaan dan sistem udara harus selalu dijaga agar tidak terlalu lembab.
Banyak penyakit yang timbul bersumber dari kuman dan bakteri yang hidup di kamar mandi, salah satunya adalah virus pencernaan seperti norovirus atau gastroenteritis, yang bisa menyebar melalui feses dan cairan muntah.
Kontaminasi bisa bersumber dari tangan, dudukan toilet (kloset) atau di permukaan yang disentuh oleh orang yang terinfeksi virusnya.
“Jadi bisa dibayangkan kan, pada pasca hujan ini, apabila tidak kita bersihkan dan perhatian, kamar mandi terutama toilet bisa jadi sarang bakteri,” ucapnya.
Dalam kondisi normal saja, cara terbaik untuk menghilangkan bakteri tersebut adalah dengan rutin membersihkan semua permukaan di kamar mandi seminggu sekali dan pembersihan secara lebih seksama sebulan sekali.
“Di saat pasca banjir seperti sekarang ini sudah saatnya kita sadar akan pentingnya sanitasi. Sebab kurangnya kesadaran akan sanitasi, akan memicu terjadinya pencemaran lingkungan, penurunan kualitas kesehatan, hingga penyebaran penyakit menular,” terangnya.
Jadi sanitasi itu memang harus dimulai dari perubahan perilaku dari diri sendiri. Dan pilihan untuk menggunakan kloset duduk yang higienis dan ramah lingkungan adalah salah satu usaha untuk menjaga sanitasi tersebut.
Hal ini rupanya sudah dipikirkan oleh produsen toilet Toto. Berbeda dengan kloset duduk pada umumnya, kloset duduk keluarannya disebut memiliki kelebihan dan teknologi mutakhir yang dapat membuat toilet bersih dan higienis.
Tak hanya dilengkapi sensor otomatis dengan buka tutup saja, kloset Toto juga memiliki sensor lain yang bisa membuat permukaan tempat duduknya terasa hangat untuk menghindari kuman bersarang di dudukannya.
Selain itu, kloset duduk Toto memiliki keunggulan-keunggulan lain, diantaranya, air pembilasnya diatur langsung untuk disemprotkan ke mangkuk kloset sehingga kotoran akan sulit menempel, memiliki teknologi eWater+ yang secara otomatis menyalurkan air dan menjaga mangkuk dan nozzle toilet tetap bersih, serta adanya filter udara yang berguna untuk membersihkan udara di sekitar dudukan kloset.
Kembali lagi, di saat pasca banjir seperti sekarang ini sudah saatnya masyarakat sadar akan pentingnya sanitasi. Sebab kurangnya kesadaran akan sanitasi, akan memicu terjadinya pencemaran lingkungan, penurunan kualitas kesehatan, hingga penyebaran penyakit menular.
Pilihan untuk menggunakan kloset duduk yang higienis dan ramah lingkungan adalah salah satu usaha untuk menjaga sanitasi terbebas dari penyakit.