Gempa dan Tsunami di Lombok dan Sulawesi Tengah pada 2018 telah menjadi duka mendalam bagi bangsa Indonesia dan dunia. Simpati nasional dan dunia pun berdatangan, tak terkecuali dari GE Foundation.
“Kami berduka dengan terjadinya tsunami dan gempa bumi di Lombok dan Sulawesi Tengah. Untuk itu kami berusaha membantu masyarakat yang terkena musibah agar bisa bangkit kembali dan membangun kehidupan mereka dengan cepat,” ujar Stella Atmadja, Chairwoman GE Volunteers.
Sumbangsih GE Foundation
Stella Atmadja menjelaskan, beberapa waktu pasca bencana, GE Foundation telah menyerahkan donasi sebesar 250.000 dollar AS lewat Habitat for Humanity (HFH) sebagai pelaksana teknis pembangunan infrastruktur.
“Donasi ini agar HFH membuat posko-posko sementara di Lombok dan Sulawesi Tengah,” katanya pada GE Reports Indonesia.
Selain itu, HFH juga ditugaskan membangun infrastruktur air bersih dan sanitasi. Alasannya, kata Stella, pihaknya melihat kondisi air sangat terbatas akibat infrastruktur yang rusak serta mata air tertimbun longsor. Jadi air bersih merupakan kebutuhan pokok yang harus disegerakan pasca bencana, seperti minum, mandi, dan membersihkan luka-luka akibat bencana.
“Kami menjaga agar jangan sampai pasca bencana, korban yang masih selamat terkena penyakit lain yang disebabkan ketiadaan air bersih,” katanya.
Namun tak hanya mengandalkan donasi dari GE Foundation, para pegawai GE di Indonesia pun ikut sigap menggalang bantuan dari internal untuk korban bencana Sulteng dan Lombok. Para pegawai mengumpulkan baju bekas layak pakai, obat-obatan, fast-food, makanan kaleng dan sebagainya.
“Kami insiatif mengumpulkan uang sumbangan dengan total sebanyak Rp23.700.000. Setelah terkumpul semuanya, baik barang dan uang, kami salurkan lewat BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional),” ujar Stella Atmadja.
Atas sumbangsih itu, dalam acara Habitat Donor Appreciation Night, pada tanggal 22 Maret 2019 di Hotel Indonesia Kempinski, GE Indonesia dianugerahi penghargaan Disaster Early Responder Award atas respons cepat dengan mendukung program Habitat for Humanity untuk membangun kembali infrastruktur untuk korban yang selamat dari bencana alam.
“Kami berterima kasih dapat penghargaan. Namun sejujurnya, dari hati yang terdalam yang kami lakukan semuanya adalah murni dari rasa kemanusiaan kami terhadap saudara-saudara kami yang sedang tertimpa musibah. Semoga hal kecil yang kami lakukan bisa membantu mereka,” ungkap Stella, yang juga menjabat sebagai Corporate Secretary Associate, GE ASEAN ini.
Peran Habitat for Humanity (HFH)
Sebagai informasi, untuk di Pulau Lombok Nusa Tenggra Barat (NTB), di Kabupaten Sajak, HFH membangun water storage berkapasitas 150 meter kubik, termasuk pipa sejauh 3 km yang mampu mengalirkan air dari mata air bagi 533 keluarga.
Sementara itu, di Sulteng, HFH membangun instalasi pemurnian air bersih untuk 150 KK dan toilet untuk 350 KK. Instalasi berada di Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi. Namun HFH mengaku masih dalam proses memilih lokasi yang paling tepat disalah satu atau dua dusun di Kecamatan. Diharapkan program ini nantinya total bisa mengalirkan air bersih setidaknya untuk 1.000 keluarga.
GE dan Habitat for Humanities telah menjadi mitra jangka panjang di Indonesia dalam sejumlah proyek pemulihan dampak bencana dan pengembangan masyarakat. GE Foundation mendukung rekonstruksi infrastruktur air bersih dan sanitasi di Aceh dan Yogyakarta yang rusak parah akibat tsunami dan gempa bumi.
Selain itu, GE di Indonesia juga mengirimkan para sukarelawan, yang terdiri dari karyawan dan keluarga GE untuk bekerja sama dengan tim HFF dalam proyek-proyek rekonstruksi setelah bencana alam.