Alat berat digunakan untuk proses evakuasi korban gempa Lombok. (Foto : Istimewa)
Dampak gempa 7,0 Skala Richter (SR) yang mengguncang wilayah Lombok, Sumbawa dan Bali pada 5 Agustus 2018 pukul 18.46 WIB, telah menyebabkan kerusakan diberbagai wilayah. Namun demikian, pemerintah akan fokus menyediakan fasilitas sanitasi bagi masyarakat terdampak di lokasi bencana.
“Pertama kali saya harus menyiapkan air dan sanitasi. Pada satu dua hari pertama (warga) masih diam, hari ketiga tidak ada sanitasi air pasti ribut. Di sana ada sumur air tanah, di Lombok Utara banyak air jadi masih bisa dengan sumur bor, sumber air masih banyak untuk para pengungsi,” kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono di Jakarta, Selasa (7/8).
Basuki menjelaskan, pihaknya sudah meninjau langsung ke lokasi bencana dan mulai membuat sumur bor. Beberapa sumur bor sudah bisa dimanfaatkan dan sanitasi pun sudah mulai dikirim dari Bali dan Surabaya.
“Tadi sore dikirim dari bali dan Surabaya. Besok Pak Panglima TNI dan Kapolri akan ke sana jadi kami akan menyiapkan semua alat beratnya,” tambah Basuki.
Pasca dua hari penangan tanggap darurat, ditambahkan Basuki, tidak ada kerusakan infrastruktur yang berarti. Ada beberapa jembatan yang bukan putus tapi agak bergeser dan harus kita perbaiki. Sementara rumah yang rusak saat ini sedang diidentifikasi.
“Di pesisir ada 29 ribu jiwa, kalau satu KK (kepala keluarga) ada lima orang berarti 5.000 KK. Kalau 70 persen rusak berat berarti sudah ada 3-4 ribu rumah, itu baru perkirakan kasar, nantipolicynya apakah sama dengan Sembalun yang mendapat Rp50 juta per rumah harus dihitung dulu,” tambah Basuki.
Data sementara yang berhasil dihimpun Posko BNPB mencatat sebanyak 105 orang meninggal dunia, ratusan orang luka-luka, ribuan rumah rusak dan pengungsi mencapai ribuan jiwa yang tersebar di berbagai lokasi.
Dari 105 orang meningggal dunia akibat gempa, terdapat di Kabupaten Lombok Utara 78 orang, Lombok Barat 16 orang, Kota Mataram 4 orang, Lombok Timur 3 orang, Lombok Tengah 2 orang, dan Kota Denpasar 2 orang. Sebagian besar korban meninggal akibat tertimpa bangunan yang roboh.
Upaya evakuasi, penyelamatan dan pertolongan kepada korban terus dilakukan oleh Tim SAR gabungan dari Basarnas, TNI, Polri dan relawan.