Kita tentu sering mendengar istilah ‘sanitasi’ bukan? Ya, Sanitasi atau yang biasa dikenal sebagai prinsip-prinsip untuk meniadakan atau menguasai faktor lingkungan yang dapat menimbulkan penyakit melalui kegiatan seperti pegendalian sanitasi air, sanitasi makanan, pembuangan kotoran, air buangan dan sampah, sanitasi udara, vektor dan binatang pengerat serta hygiene merupakan hal yang penting untuk diperhatikan dalam kehidupan sehari-hari kita.
Sanitasi pada lingkup kesehatan, sumber daya manusia dan ekonomi dapat memberikan dampak signifikan bila tidak diperhatikan dengan baik. Di Indonesia sendiri, sudah tercatat beberapa masalah sanitasi yang terjadi karena kurang memperhatikan kebersihan atau hiegenitas makanan, air maupun komponen sanitasi. Setiap tahunnya selalu ada insiden penyakit yang menyebabkan kematian karena sanitasi yang buruk dan Indonesia adalah negara terbesar yang memiliki insiden typhoid di wilayah Asia Timur.
Sejumlah 100.000 anak menjadi korban kematian akibat diare setiap tahunnya di Indonesia berdasarkan data yang dicatat oleh Water and Sanitation Program (WSP-EAP, 2008). Hal ini juga disebabkan bahwa 60 persen penduduk pendesaan hidup tanpa akses sanitasi yang layak sehingga berisiko terhadap kesehatan. Sanitasi yang kerap kali diabaikan di wilayah pedesaan antara lain praktik buang air besar sembarangan, baik ke badan air atau langsung ke tanah sehingga berdampak pada aktivitas keseharian lainnya (WSP, 2011a).
Jika diatas adalah masalah yang terjadi pada warga pedesaan, berbeda halnya dengan warga perkotaan di Indonesia yang sudah memiliki WC atau jamban pribadi sehingga akses buang air lebih baik. Namun yang menjadi permasalahan pada warga kota adalah saluran air limbah yang penuh dengan polusi dan sampah sehingga menyumbat selokan dan menyebabkan banjir musiman yang parah. Kesadaran masyarakat yang tinggal di perkotaan mengenai saluran air limbah ini juga menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat kesadaran akan kepedulian sanitasi publik paling rendah di Asia.
Masalah-masalah terkait sanitasi di atas juga berbanding lurus dengan hasil Riset Kesehatan dari Depkes RI yang menyatakan bahwa kesadaran akan praktik buang air besar oleh masyarakat Indonesia memang rendah. Terlihat pada persentase rumah tangga yang menggunakan fasilitas buang air besar (BAB) milik sendiri lebih tinggi di perkotaan 79,7 persen dibandingkan di pendesaan sebanyak 59 persen. Hal ini menunjukkan bahwa sanitasi akan pembuangan beserta salurannya juga belum diperhatikan oleh masyarakat Indonesia sehingga berdampak pada bahaya kesehatan.