Wabah diare hingga kini masih mengancam penduduk yang bermukim di wilayah pesisir dan pedalaman Kabupaten Mimika karena kondisi sanitasi lingkungan yang buruk tak memenuhi standar kesehatan. Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Dinkes-KB) Mimika melalui Kasubdin Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan, Saiful Taqin, menyebutkan hingga Oktober 2008 jumlah warga yang meninggal karena terserang diare di Mimika sudah mencapai lebih dari 30 orang. Data jumlah warga Mimika yang meninggal akibat diare tahun ini meningkat drastis dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai kurang dari 10 orang.
“Penyebab utama masih tingginya kasus diare di Mimika karena faktor lingkungan yang kurang bersih serta pola hidup masyarakat yang kurang mendukung seperti kebiasaan mengkonsumsi air tanpa dimasak terlebih dahulu,” jelas Taqin. Penanganan kasus diare tersebut membutuhkan dukungan semua instansi terkait secara lintas sektoral karena persoalan lingkungan, pola hidup, pola makan, asupan gizi dan perumahan yang layak huni tidak hanya menjadi tugas dari Dinkes-KB Mimika tetapi mencakup tugas dari instansi teknis lainnya.
Wabah diare terakhir menyerang penduduk di Mimika terjadi di Kampung Mupuruka, Distrik Mimika Barat Tengah pada periode 21-28 September mengakibatkan lima orang meninggal dunia. Sebelumnya, pada periode Juni-Agustus sebanyak 12 orang warga Kampung Umpliga, Distrik Jila, juga dilaporkan meninggal dunia akibat serangan diare. Kedua kasus tersebut sudah dapat ditangani petugas medis dari Dinkes-KB Mimika.
Terkait dengan merebaknya wabah diare di wilayah pesisir dan pedalaman Mimika, Kepala Dinkes-KB Mimika Erens Meokbun mengimbau seluruh Kepala Puskesmas, Puskesmas Pembantu, petugas Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) agar tidak meninggalkan tempat tugas mereka. Imbauan tersebut dikeluarkan menyusul adanya laporan dari masyarakat kepada Penjabat Bupati Mimika, Athanasius Allo Rafra SH yang menyebutkan petugas medis tak pernah berada di ibukota distrik dan kampung-kampung tetapi lebih memilih tinggal di kota hingga berbulan-bulan.
Menurut Saiful Taqin, wabah diare yang disebabkan bakteri disentri basiler jika tidak mendapat pertolongan secepatnya dapat mengakibatkan terjadinya dehidrasi yang bisa memicu kematian. Sehubungan dengan itu, katanya, petugas kesehatan yang bertugas di wilayah pedalaman dan pesisir harus tetap “standby” di tempat untuk mengantisipasi merebaknya berbagai penyakit menular (wabah) yang bisa muncul secara tiba-tiba.
alat sanitasi dapat membantu memksimalkan penanggulangan sanitasi yang baik https://www.indotekhnoplus.com/
Tinggalkan Balasan