Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) mengungkapkan temuan paparan radioaktif di perumahan Batan Indah, Tangerang Selatan. Namun mereka juga memastikan bahwa paparan radiasi ini bukan disebabkan oleh kebocoran.
Sekalipun bukan disebabkan kebocoran, namun paparan radioaktif juga bakal berpengaruh pada tubuh manusia.
Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengungkapkan dampak yang diakibatkan oleh paparan radiasi radioaktif terhadap tubuh manusia.
Manusia sesungguhnya bisa menolerir radiasi. Akan tetapi, tubuh manusia memiliki batas toleran zat radioaktif.
“Tubuh manusia memiliki toleransi terhadap radiasi pada dosis atau tingkat tertentu. Tetapi eksposur terhadap radiasi dengan dosis atau tingkat yang lebih tinggi dan waktu terpapar yang lebih lama akan meningkatkan risiko pada kondisi organ-organ tubuh manusia.
Radiasi di atas 0.1 atau 0.3 sievert (Sv) dianggap berbahaya. Apabila terlewat dari batas toleransi tersebut, maka seseorang bisa mengalami pusing hingga kematian.
“Tanpa adanya penanganan medis, risiko kematian orang yang terpapar radiasi 1 sampai 2 Sv mencapai 5 persen, kalau 2 sampai 6 Sv mencapai 5-100 persen, dengan penanganan medis kurang lebih 50 persen. Di atas 8 Sv, 100 persen risiko kematian.
Dalam hidup sehari-hari, tubuh manusia terpapar dengan radiasi di lingkungan sekitar, misalnya radiasi dari alam atau lewat berbagai peralatan kedokteran di rumah sakit dengan rentang 0.0015-0.0035 Sv. CT-Scan misalnya, alat tersebut memancarkan radiasi 0,01 Sv, X-ray di bagian dada memberikan radiasi 0,0001 Sv.
“Jika terpapar radiasi 1 Sv bisa mengakibatkan pusing-pusing dan mual-mual. Kalau terpapar 1 sampai 2 Sv dalam 6 jam akan mengalami mual dan sakit kepala. 2 sampai 6 Sv akan mengalami mual, muntah-muntah, diare, dan demam. Semakin tinggi dosis radiasi, maka dampaknya semakin fatal.